Para
investor yang skeptis dengan bisnis tambang emas itu lantas mengirim auditor
independen untuk mengecak komoditas logam mulia tersebut. Kala itu, para
auditor menemukan itu bukan emas hasil tambang melainkan logam mulia yang
didulan dari sungai.
Namun
Guzman tak kehabisan akal, dia membeberkan teori vulkanik yang membuat para
investor kembali percaya dan menanamkan modalnya. Harga saham Bre-X kembali
melonjak.
Saat
itu, Guzman, Felderhoff dan Walsh menjual porsi sahamnya di Bre-X senilai US$
100 juta. Untung besar yang didulang dari Kalimantan tersebut lalu mengundang
kecurigaan Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Pada
Maret 1997, penipuan yang dijalankan Guzman mulai menghadapi konflik dengan
Soeharto yang tidak mau Busang dikuasai sendiri oleh Bre-X. Pemerintah
Indonesia lalu mengubah izin eksplorasi Bre-X di Busang.
Campur
tangan pemerintah Indonesia ini menjadi awal dari akhir skandal penipuan Bre-X.
Perusahaan asal Kanada itu setuju untuk bekerjasama dengan perusahaan tambang
AS, Freeport-McMoRan Copper & Gold.
Bre-X
hanya diizinkan mengelola 45% kendali pengelolaan tambang tersebut dan sisanya
dikelola Free Port. Saat itu saham Bre-X sempat anjlok hingga miliaran dolar.
Guzman
bahkan sempat dituduh menyebabkan kebakaran di seluruh kantornya guna
menghancurkan seluruh barang bukti dan dokumennya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar