A.
Pengertian
dan Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
adalah setiap usaha untuk memperbaiki perfomansi pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya. Secara ideal, pelatihan harus didesain untuk
mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga
mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan.
Pengembangan
(development ) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar (learning
opportunities) yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja.
Pelatihan
langsung berkaitan dengan performansi kerja, sedangkan pengembangan
(development) tidaklah harus. Pengembangan mempunyai skope yang lebih luas
dibandingkan dengan pelatihan.
Tujuan
Pelatihan dan pengembangan :
a. Pegawai
akan menjadi lebih terampil
b. Lebih
produktif
c. Dapat
memperbaiki kepuasan kerja
d. Sarana
yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para anggota
organisasi yang kurang aktif sebelumnya
e. Mengurangi
dampak negative yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas
B.
Kapan
Pelatihan Dianggap Perlu
Pelatihan sering dipakai sebagai
solusi atas persoalan kinerja organisasi. Tanggapan dan aktivitas organisasi.
SITUASI
|
TANGGAPAN
ORGANISASI
|
AKTIFITAS
KEPEGAWAIAN
|
1.
Permasalahan yang tidak berarti
|
Abaikan
hal tersebut
|
Tidak
|
2.
Kriteria seleksi tidak memadai
|
Meningkatkan
perhatian pada criteria seleksi.
|
Analisis
pekerjaan
|
3.
Para pekerja tidak mengetahui
standar-standar kinerja
|
Mengadakan
umpan balik
|
Orientasi
Evluasi
kinerja
|
4.
Para pekerja kurang trampil
|
Mengadakan
pelatihan
|
Pelatihan
|
5.
Kinerja yang baik tidak dihargai
|
Memberikan
imbalan atau hukuman, dan kaitkan hal-hal tersebut
|
Evaluasi
Kinerja
|
Kinerja
yang jelek tidak dihukum
|
|
Tindakan
disiplin
|
Analisis
: Ada beberapa yang lebih sulit dilaksanakan dibandingkan dengan yang lain.
Mengubah criteria seleksi atau imbalan, dan juga hukuman, mungkin sulit karena
hal-hal tersebut mencakup perubahan dalam evaluasi pekerjaan dan
rencana-rencana komponen yang fleksibel. Karena pelatihan merupakan salah satu
pilihan yang paling mudah untuk dilaksanakan, kesempatan pilihan ini digunakan
jauh lebih besar tanpa peduli akan kesesuaian/tindaknya dengan situasi.
C.
Jenis
Program Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat banyak
pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis
pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan
Keahlian.
Pelatihan
keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai
dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan
diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas
pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap
penilaian.
2. Pelatihan Ulang
Pelatihan ulang
(retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi
pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus
dilatih dengan mesin computer atau akses internet
3. Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan
lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan
pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan Tim
Pelatihan tim
merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan
pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5.
Pelatihan Kreatifitas
Pelatihan
kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa
kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk
mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan
biaya dan kelaikan.
Referensi :
Ø
Garry Dessler, 1998, MSDM, Jilid 1
Ø
H. John Bernandian dan Joyce E. A,MSDM
Ø
Mutiara S.Pangabean, 2002, MSDM, Cetakan 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar