Pelatihan
dan Tahap-tahapnya
Terdapat
paling kurang tiga tahap utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni :
- Penentuan Kebutuhan Pelatihan (Assessing Traning Needs)
Pada
tahap ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan, yakni :
a. General
treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam
suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari
seorang pegawai tertentu.
b. Observable
performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang
didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara,
daftar pertanyaan, dan evalusi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para
pekerja untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c. Future
human resources needs. Jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan
ketidaksesuaian kinerja, tetapi berkaitan dengan keperluan SDM manusia untuk
waktu yang akan datang.
- Mendesain Program Pelatihan (Designing a Training Program)
Terdapat
dua jenis sasaran pelatihan, yakni :
a. Knowledge
centered objectives = biasanya berkaitan dengan pertambahan pengetahuan, atau
perubahan sikap.
Bernandin
& Russell mengelompokan metode-metode pelatihan atas dua katagori, yaitu:
1. Informational
methods biasanya menggunakan pendekatan satu arah, melalui mana
informasi-informasi disampaikan kepada para peserta oleh para pelatih.
2. Experiental
methods adalah metode yang mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, dan
lebih dinamis, baik dengan instruktur, dengan sesame peserta, dan langsung
mempergunakan alat-alat yang tersedia.
b. Performance
centered objectives = mencakup syarat-syarat khusus yang bekisar pada
metode/teknik, syarat-syarat penilaian, perhitungan, perbaikan, dan sebagainya.
Pelatihan
Formal dan Nonformal
a. Pelatihan
Formal
Pelatihan
formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi
atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan
secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulum-silabus yang sudah ada.
Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji
sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benar-benar berkaitan dan dapat
meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan seharri-hari karyawan.
Ø Metode
pelatihan formal :
1. Belajar
mandiri
2. Metode
belajar dikelas/ceramah
3. Pelatihan
ditempat kerja ( on the job training)
4. Unjuk
kerja
5. Simulasi
6. Sistem
magang
7. Pelatihan
vestibule
8. Bermain
peran
9. Telaah
kasus
10. Pelatihan
laboratorium
Ø Hambatan
Pelatihan Formal
Faktor-faktor yang sering
menghambat terlaksananya suatu pelatihan
antara lain :
1. Penyediaan
biaya yang kurang mendukung
2. Penentuan
kebutuhan pelatihan yang kurang tepat
3. Penyediaan
fasilitas saran dan prasarana
4. Kurikulum-silabus
yang kurang efektif
5. Sulitnya
memperoleh tenaga pengajar yang berpengalaman
b. Pelatihan
Non Formal
Pelatihan nonformal adalah pelatihan
yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu
dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan
tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis
pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakn
pelatihan yang berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Nice info banget, bisa menambah wawasan tentang tahapan tahapan pelatihan.
BalasHapusTerima kasih ilmunya :)